Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 Mei 2011

Friend, Let’s be Friends (Again)..

Dua hari yang lalu, di salah satu laboratorium di kampus. Disebelahku ada beberapa orang adik kelas yang sedang ngobrol. Aku mengambil posisi menjadi pendengar yang baik, lebih tepatnya nguping karena aku memunggungi mereka. Sembari menunggu “makananku” di lab matang..haha. Awalnya, obrolan mereka cuma tentang asisten, praktikum, mata kuliah, field trip dan akhirnya ngomongin orang lain, nah lho !!! Tentang orang yang menyebalkan, haha-aku tersedak. Tentang asisten yang paling baik sampai yang paling pelit-dalam versi mereka. Tentang teman yang bersedia nagsih contekan saat ujian, sampai teman yang sok-sok an ngambil 24 sks. Dan macam-macam lagi orang yang mereka “obrolkan”. Mari kita ambil hikmahnya saja biar dosa tidak bertambah. Benar kan??

Dalam hidup ini, di masa-masa sekolah ataupun masa kuliah, kita BENAR-BENAR belajar banyak hal. Tidak hanya pendidikan formal (itu sudah pasti), di sisi lain kita belajar berteman, belajar bersungguh-sungguh, belajar menghargai orang, belajar hidup di tengah masyarakat, belajar mengambil keputusan, belajar berorganisasi dan sebagainya. Dan dari semua itu, tanpa sadar kita belajar membuat kenangan.

Kenangan. Ada orang yang masuk ke dalam kenangan kita dari sisi yang paling baik, sebagai teman, sahabat, partner diskusi dan orang-orang yang bisa kita andalkan di saat terpahit sekalipun. Tapi ada juga orang yang membuat kenangan dengan kita dari sisi yang unik. Mereka membuatkan kenangan yang aneh dan cenderung absurd pada masa lalu. Tapi setelah kita melewatinya, pada akhirnya semua kenangan tersebut juga bisa kita kenang sambil tersenyum dan terasa manis (???). Maksudnya, masih cukup layaklah untuk dikenang, walaupun dulu mungkin terasa begitu menyebalkan. Tapi bukankah seharusnya kita bersyukur ?? Karena ada sebagian orang yang tidak bisa mengingat apapun, kehilangan memorinya karena penyakit tertentu. Dan lagipula, semua yang telah berlalu itu tidak akan kembali lagi, tinggal kita perbaiki saja secepatnya. Mungkin kepada partner diskusi kita yang pada akhirnya berubah jadi perdebatan sengit, teman yang pernah kita lukai, teman yang sekaligus menjadi teman berantem, teman yang sudah lama lost contact kita bisa mengatakan; teman, ayo kita berteman..dalam arti yang sesungguhnya. Karena teman itu tidak selalu harus bersama, tidak selalu harus akur, tidak selalu harus saling setuju. Dalam setiap hubungan apapun, ujian itu diperlukan agar kita “naik kelas”.

_Jogja yang sejuk, May 22nd 2011

published also in :

facebook.com/yunriska.rona

Tidak ada komentar:

Posting Komentar